24 Jam Balapan Tanpa Tidur! Sean Gelael Hadapi Ujian Terberat di Spa-Francorchamps

Ludus01

LUDUS - Sirkuit Spa-Francorchamps, yang berliku panjang di kawasan Pegunungan Arden, Belgia, bukanlah lintasan baru bagi Sean Gelael. Ia sudah berkali-kali mencicipi aspal basah-dingin Spa, dengan beragam tunggangan dan bendera kejuaraan berbeda.

Pernah ia melesat di sana dengan mobil Formula 2. Lain waktu, ia menantang tikungan tajam sirkuit itu di ajang FIA World Endurance Championship (WEC), menggeber dua jenis mobil berbeda: LMP2 dan GT3.

Namun tahun ini, ada yang sedikit berbeda. Sean kembali ke Spa, bukan hanya sekadar membalap. Ia datang sebagai peserta penuh dalam seri GT World Challenge Europe (GTWCE), tepatnya di kategori Endurance Cup kelas Bronze Cup, bersama tim Paradine Competition 991. Mobil yang dikendarainya masih GT3, kali ini BMW M4 GT3, tapi suasananya, seperti kata orang-orang di paddock, akan lebih intens. Karena ini adalah balapan 24 jam penuh, tanpa henti.

Ya, 24 Hours of Spa-Francorchamps. Balapan legendaris yang pertama kali digelar pada 1924 ini menjadi balapan sehari semalam ketiga yang pernah dijalani Sean. Sebelumnya, ia telah ikut serta dalam 24 Hours of Le Mans di Prancis, dan 24H Dubai di Uni Emirat Arab.

Lantas apa yang membedakan Spa dengan Le Mans?

Secara sejarah, keduanya hanya berselisih satu tahun. Le Mans lahir 1923, Spa menyusul 1924. Tapi dari sisi format, karakter keduanya sangat kontras. Di Le Mans, lomba terbagi dalam tiga kategori mobil: Hypercar, LMP2, dan GT3. Sedangkan di Spa, hanya satu jenis mobil yang dipakai—GT3—namun dengan lima kelas berbeda: Pro, Gold Cup, Silver Cup, Bronze Cup, dan Pro-Am.

Perbedaan lain muncul pada jumlah pembalap tiap tim. Le Mans membatasi hingga tiga pembalap, sedangkan Spa memberi kelonggaran hingga empat orang. Di sirkuit Belgia itu, Sean akan ditemani oleh tiga pembalap asal Inggris: Darren Leung, Jake Dennis, dan Toby Sowery.

Perbedaan tak berhenti di sana. Skema poin juga menjadi hal menarik. Bila di Le Mans poin diberikan penuh setelah garis akhir (pemenang mendapat 50 poin), maka di Spa-Francorchamps, poin dibagi dalam tiga fase: setelah 6 jam pertama (P1 mendapat 12 poin), 12 jam (P1 kembali mendapat 12 poin), dan tentu saja di garis finis 24 jam (P1 membawa pulang 24 poin).

Spa, bagi Sean, adalah semacam babak yang belum selesai ditulis. Tahun lalu, ia sempat tampil di sana bersama tim WEC dalam balapan yang penuh drama. Meski tampil menjanjikan, podium yang diimpikan sirna karena sebuah insiden di lintasan. Dalam satu kesempatan usai lomba, Sean berkata:

“Sebenarnya hasilnya bisa lebih baik, tapi juga bisa lebih buruk. Kami sempat bertarung untuk posisi podium tapi insiden itu terjadi. Menurut saya, itu kejadian yang seharusnya bisa dihindari. Tapi ya begitulah balapan. Sekarang saatnya menutup buku Spa, dan fokus penuh ke Le Mans.”

Kini, setahun berselang, ia kembali. Kali ini bukan untuk sekadar menuntaskan balapan, tapi juga untuk menyelesaikan cerita yang tertunda. Race 24 Hours of Spa-Francorchamps akan dimulai Sabtu, 28 Juni, pukul 21.30 WIB.

Sean turun balapan dengan dukungan dari KFC, Pertamax Turbo, dan Livin’ by Bank Mandiri, tiga nama yang selama ini setia menemaninya menaklukkan lintasan. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!