Start dari P6, Paradine Competition 991 dan Sean Gelael Simpan Senjata Rahasia di Monza
Ludus01

LUDUS - Ada lomba yang digelar seolah-olah meminta orang untuk menunda tidur. Tapi di Sirkuit Monza, Italia, bukan kantuk yang perlu ditaklukkan, melainkan waktu—dan cuaca, dan grip ban, dan tentu saja... kesalahan kecil yang bisa jadi fatal.

GT World Challenge Europe – Endurance Cup (GTWCE) punya kekhasan yang tak banyak dimiliki kejuaraan lain: babak kualifikasi dan lomba digelar pada hari yang sama. Di Monza, pada Minggu (1/6), segala sesuatu terjadi dalam satu tarikan napas. Waktu dan logika harus bekerja cepat. Tak boleh ada kekeliruan. Tabarakan di sesi pagi bisa berarti tak ada lomba sore hari.
Itulah sebabnya Ashley Sutton, Sean Gelael, dan Darren Leung—tiga pengemudi mobil BMW M4 GT3 tim Paradine Competition 991—memilih bermain aman. Tak mencolok, tapi terukur. Tidak mencetak sensasi, tapi tetap mengunci peluang.
Ashley, pebalap Inggris itu, membuka kualifikasi dengan kepala dingin. Di Q1, ia mencatat 1:46.675—cukup untuk menempatkan mobil timnya di posisi keenam kelas Bronze Cup. Ia tahu, ban dan suhu lintasan bukan sahabat yang selalu bisa diajak kompromi. Maka saat putaran terbaiknya tercapai dan performa ban mulai turun, Ashley memilih menyudahi. Waktu masih cukup untuk mencoba lagi, tapi ia tidak tergoda. Di kejuaraan seperti ini, bijak adalah cepat dalam bentuk yang lain.

Sean mengambil alih pada Q2. Ia tampil sedikit lebih agresif namun tetap dalam koridor yang aman. Catatan waktunya: 1:46.512. Posisi tetap di P6 untuk sesi ini, tapi karena sistem kualifikasi GTWCE menggabungkan rata-rata waktu seluruh pebalap, Paradine Competition 991 justru naik ke posisi keempat secara keseluruhan setelah dua sesi, dengan rata-rata waktu 1:46.593. Hanya terpaut dua persepuluh detik dari tim tercepat, Garage 59.
Q3 tiba, dan giliran Darren Leung. Ia memilih jalan yang berbeda. Jika Ashley dan Sean masing-masing hanya mengandalkan satu flying lap, Darren mencatat empat. Usaha terakhirnya, 1:47.413, bukan yang terbaik secara mutlak—hanya menempatkannya di P13 sesi itu—tetapi cukup untuk menjaga konsistensi tim. Rataan waktu akhir Paradine Competition 991 pun menjadi 1:46.866. Hasilnya: start dari posisi enam kelas Bronze Cup.

Sebuah posisi yang membuka kemungkinan. Sean, menambahkan kunci dari rencana yang mereka jalankan:“Semoga saja taktik tim yang sudah kami rancang berjalan dengan baik, di antaranya kami menyimpan pemakaian ban untuk waktu yang tepat saat lomba.”
Mereka tahu, di ajang seperti ini, kecepatan hanya satu bagian dari kemenangan. Selebihnya adalah taktik, kesabaran, dan kemampuan membaca momen. Pole position Bronze Cup diraih oleh tim Garage 59 (McLaren) nomor 188. Di sebelahnya, di barisan depan, ada Winward Racing 81 (Mercedes-AMG). Sedangkan pole position keseluruhan jatuh ke tangan Mercedes-AMG Team GetSpeed 17.
Balapan akan disiarkan langsung oleh YouTube @GTWorld pada Minggu malam pukul 20.00 WIB. Waktu Indonesia untuk menahan napas. Waktu tim Paradine Competition 991 untuk membuktikan bahwa start dari P6 bukan berarti tak bisa finis di P1.
Sean Gelael turun di GTWCE – Endurance Cup berkat dukungan KFC Indonesia, Pertamax Turbo, dan Livin' by Mandiri. Tapi di lintasan sepanjang Monza, dukungan akan diuji oleh waktu, dan taktik akan diuji oleh nasib. Sisanya, biarlah sejarah yang mencatat. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!