
LUDUS - Langit Jakarta belum sepenuhnya cerah ketika gemuruh ambisi mulai terasa di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Senayan. Kamis pagi, 29 Mei 2025, jadi saksi bagi lebih dari seribu atlet dari 21 provinsi yang datang dengan satu tujuan: menjadi yang terbaik di Kejuaraan Nasional Akuatik Indonesia 2025.
Dari total 1.153 peserta yang meramaikan hajatan ini, cabang renang menyumbang 591 perenang. Mereka datang dengan energi muda dan semangat tanpa batas, siap menyelami lintasan hingga 1 Juni nanti. Namun, bahkan sebelum matahari tenggelam di hari pertama, air kolam sudah bergelora bukan hanya oleh persaingan sengit—tetapi juga oleh rekor-rekor yang berjatuhan.

Adelia Chantika Aulia, perenang 14 tahun dari DKI Jakarta, yang mencuri perhatian Kejurnas Akuatik 2025 (Foto: Humas PB Akuatik Indonesia)
Adalah Adelia Chantika Aulia, perenang 14 tahun dari DKI Jakarta, yang mencuri perhatian sejak pagi. Ia tampil di dua nomor: 100 meter gaya bebas putri dan 100 meter gaya punggung putri. Dalam sesi kualifikasi, Adelia menorehkan sejarah di nomor punggung. Dengan waktu 1 menit 3,28 detik, ia memecahkan rekor kelompok umur 2 (14-15 tahun), mengungguli rekor lama milik Sofie Kemala Fatiha yang telah bertahan sejak 2015—1 menit 5,51 detik.
Tak berhenti di situ, Adelia juga menembus rekor KU 2 di nomor 100 meter gaya bebas putri. Ia finis dengan waktu 57,03 detik, lebih cepat satu detik dari rekor sebelumnya yang dicatat Ni Putu Pande Lisa pada 2022.
Namun kejutan sebenarnya datang di babak final. Di bawah riuh penonton, Adelia kembali turun di nomor 100 meter gaya bebas putri. Kali ini, ia tak hanya memecahkan rekor KU 2, tapi juga rekor nasional. Catatan waktunya—56,49 detik—melampaui rekor nasional milik Patricia Yosita Hapsari (56,95 detik) yang dicetak pada 2021.
“Alhamdulillah saya senang (dengan pemecahan rekor). Target pemecahan rekor, sih, awalnya tidak ada. Tapi, karena sudah mepet dengan rekor, jadi pelatih menargetkan itu. Cuma aku lebih tanpa beban saja, yang penting berenang sekuat aku,” tutur Adelia yang membela klub Millennium Aquatic Jakarta.
Total, Adelia Chantika Aulia mencetak satu Rekor Nasional dan empat Rekor Nasional KU 2 hanya dalam satu hari.

Foto: Humas PB Akuatik Indonesia
Ia bukan satu-satunya bintang muda dari DKI Jakarta. Samuel Maxson Septonus (17) dan Jason Donovan Yusuf (18) turut memeriahkan parade rekor. Dalam final 50 meter gaya kupu-kupu putra, Samuel menembus batas dengan waktu 24,74 detik. Ia memecahkan rekor KU 1 (16–18 tahun) yang sebelumnya dipegang Jeremu Elyon dengan 24,77 detik pada 2024.
Tak mau kalah, Jason turun di nomor 100 meter gaya bebas putra dan mencatat waktu 50,40 detik—menajamkan rekornas miliknya sendiri yang sebelumnya tercatat 50,62 detik pada Kejurprov DKI 2025.

Foto: Humas PB Akuatik Indonesia
Sementara itu, dari kubu pelatnas, perenang DKI Jakarta lainnya, Flairene Candrea, juga mencatat hari yang gemilang. Di kualifikasi pagi, ia melesat di nomor 100 meter gaya punggung putri dengan waktu 1 menit 2,30 detik. Catatan itu langsung meruntuhkan rekor nasional yang dipegang Angel Gabriella Yus sejak April 2023 (1 menit 3,18 detik) di ajang Malaysia Invitational Age Group.
Tak puas dengan satu rekor, Flairene kembali memperbaikinya di final sore harinya—mencatat 1 menit 2,25 detik.

Perenang Nasional Flairene Candrea ikut memecagkan rekor di nomor 100 meter gaya punggung putri dengan waktu 1 menit 2,30 detik (Foto: Humas PB Akuatik Indonesia)
“Sebenernya gak nyangka banget yah, pertama bersyukur sama Tuhan dan jangan lupa untuk terus berjuang di babak selanjutnya. Karena lawan-lawan juga semakin berat, aku harus tetap konsisten, latihan dan fokus."
-- Flairene Chandrea --

Foto: Humas PB Akuatik Indonesia
Dari Bali, Lilly Kartika Beales turut menyumbang rekor nasional. Di nomor 50 meter gaya kupu-kupu putri, Lilly mencetak waktu 28,22 detik—menghapus rekornas KU 1 miliknya sendiri (28,25 detik) yang ia catat di Malaysia Invitational Age Group 2025.
Hari pertama Kejurnas Akuatik Indonesia 2025 ditutup dengan sorotan tajam: 3 Rekor Nasional dan 8 Rekor Nasional KU pecah hanya dalam satu hari. Kolam renang bukan hanya tempat perlombaan—tapi juga ladang sejarah yang ditulis ulang oleh para remaja penuh asa.
Dan ini baru permulaan. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!