

Livia Iriana Menulis

Enak Jadi Atlet atau Pelatih?
Tergantung kita memakai kacamatanya seperti apa.
Saat jadi atlet, saya kalau capek, sakit bilang: enakan jadi pelatih, kita capek sampe cedera malah kita yang dimarahin, gak ngerti ya kita capek situ tinggal kasih program doang?!
Saat jadi pelatih, saya merasa: enak jadi atlet mikir 1 kepala yaitu diri sendiri, ketika jadi pelatih banyak yang harus dihandle.
Benar kah perasaan dan pemikiran-pemikiran tersebut? Saya masih belajar banget… dan satu persatu mulai terjawab sampai Promdeg kemarin.

Saya pribadi merasa saat jadi pelatih, banyak diskusi dengan atlet untuk mencapai goal yang sama menjadi hal yang penting, sehingga saling mendengar dan trust menjadi sangat penting bagi atlet dan pelatih. Dan kalau dievaluasi lagi, ketika saya jadi atlet, goal tercapai adalah.. ketika saya lelah, hampir menyerah tapi di situ selalu ada pelatih yang tidak pernah lelah ingetin saya. Terkadang cara penyampaian pelatih berbeda-beda.. bisa kita terima, ada yang sulit kita terima.

Jadi.. Tidak ada yang lebih enak, tidak ada yang lebih susah.. keduanya punya tanggung jawab yang sama.
Tahun ini selain SEA Games Kamboja, akan ada PRAPON dan mungkin di beberapa daerah akan ada PORPROV. So, let’s go.. get your goal with your Coach and your Athlete.. karena tanpa atlet, tidak ada yang namanya pelatih.. dan tanpa pelatih, tidak ada yang bantu kontrol atlet.

Tapi, satu hal yang paling penting, dan itu sangat membahagiakan dalam hidup, yang tak bisa diukur dengan apapun, adalah bisa mengibarkan merah putih dan mengumandangkan Indonesia Raya di negara orang karena prestasi kita, jadi atlet atau pelatih, dan apalagi jika atlet yang kita bina meraih predikat juara….!


APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!