Drama Dua Red Flag di Le Mans: United Autosports 95 Lolos, Sean Gelael Siap Bertarung di Hyperpole
Ludus01

LUDUS - Rabu (11/6) malam di Circuit de la Sarthe, angin membawa debu dan ketegangan. Sesi kualifikasi kelas LMGT3 24 Hours of Le Mans belum genap separuh waktu ketika bendera merah pertama berkibar. Di antara mobil-mobil yang merapat ke pit, ada satu yang tetap tenang: McLaren 720S GT3 Evo nomor 95 dari United Autosports. Mobil itu tak menonjol di sesi Free Practice 1, hanya berada di posisi ke-20. Tapi malam itu, ia menyimpan sesuatu yang berbeda—dan Darren Leung memegang kendalinya.

Sebelum kekacauan pertama datang, Leung sudah mengamankan posisi ke-9 dengan waktu 3:58.977. Targetnya sederhana tapi krusial: masuk 12 besar demi tiket ke babak Hyperpole, sesi penentuan posisi start. Tapi Le Mans tidak pernah menjanjikan jalur lurus. Ketika mobil Mercedes-AMG tim Iron Lynx nomor 60 yang dikendarai Andrew Gilbert berhenti di tengah trek, waktu berhenti bersamanya. Red flag pertama dikibarkan.
Sisa waktu tinggal 15 menit saat sesi kembali dimulai. Di antara persaingan waktu yang ketat, posisi Leung perlahan terdorong turun. P9 menjadi P12. Tapi ia bukan tipe pembalap yang menyerah pada tekanan. Leung memperbaiki catatan waktunya di sektor pertama, bersiap mencetak lebih baik di sektor dua dan tiga. Tapi takdir kembali menggoda: mobil Ferrari 296 tim Richard Mille AF Corse nomor 150 yang dikemudikan Custodio Toledo tergelincir ke luar lintasan.
Red flag kedua. Waktu tersisa hanya 3 menit 51 detik—terlalu pendek untuk sekadar menyelesaikan satu out lap. Praktis, posisi terakhir saat itu berubah menjadi hasil akhir sesi kualifikasi.
United Autosports 95 tetap berada di posisi ke-12. Cukup. Lolos. Sementara mobil saudara mereka, United Autosports 59 yang dikendarai James Cottingham, tampil lebih konsisten dengan finis di P8. Untuk McLaren Automotive, hasil ini cukup memberi napas panjang. Di tahun ke-30 sejak kemenangan pertama mereka di Le Mans, dua mobil McLaren akan tampil di sesi Hyperpole.
Keyakinan itu tak datang begitu saja. Pada FP1, mobil nomor 59 hanya berada di P15 dan mobil 95 di P20. Program yang mereka jalankan memang lebih fokus ke simulasi race run ketimbang kecepatan satu putaran. Tapi hasil kualifikasi jelas menambah percaya diri tim.
Kini, siapa yang akan turun di sesi Hyperpole? Belum diputuskan. Tapi kemungkinan besar akan bergantian. Bila Marino Sato memimpin Hyperpole 1 untuk mobil 95 dan sukses menembus Top 8, maka Sean Gelael akan mengambil alih tugas untuk Hyperpole 2. Skenario yang adil, dan menarik.

Bila Marino Sato memimpin Hyperpole 1 untuk mobil 95 dan sukses menembus Top 8, maka Sean Gelael akan mengambil alih tugas untuk Hyperpole 2. Foto/Jagonya Ayam Motorsport
Sean Gelael, satu dari sedikit pebalap Indonesia yang konsisten tampil di Le Mans, kembali membawa harapan negeri ke panggung endurance racing tertinggi. Di lintasan sepanjang 13,6 km itu, bukan hanya kecepatan yang diuji, tapi ketahanan, strategi, dan kesabaran. Satu jam bisa terasa seperti sekejap. Tapi tiga menit dan lima puluh satu detik bisa menjadi segalanya.
Di sisi lain, puncak sesi kualifikasi kelas LMGT3 menjadi milik Team WRT 46. Pebalap asal Oman, Ahmad Al Harty, mencatat waktu tercepat 3:56.875, diikuti Ian James dari Heart of Racing Team 27 di posisi kedua. Tapi semuanya belum final. Pole position sejati hanya akan ditentukan dari hasil Hyperpole kedua.
Balapan 24 Hours of Le Mans akan dimulai Sabtu, 15 Juni, pukul 21.00 WIB. Sementara mesin-mesin bersiap di paddock, dan tim menghitung waktu dalam detik dan strategi, satu hal tetap pasti: Sean Gelael, dan mobil bernomor 95, akan kembali melintasi malam panjang Le Mans—dengan satu tekad, satu tujuan. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!