GM Utut Adianto Membuka Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia, Jalan Menuju Piala Dunia Catur Dimulai

Ludus01

1
0
Presiden FIDE Zona 3.3 Asia, Grand Master Utut Adianto membuka secara resmi Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia, yang sekaligus sebagai kualifikasi ke Piala Dunia Catur 2025 (Foto: PB Percasi)

Presiden FIDE Zona 3.3 Asia, Grand Master Utut Adianto membuka secara resmi Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia, yang sekaligus sebagai kualifikasi ke Piala Dunia Catur 2025 (Foto: PB Percasi)

Di sebuah ballroom hangat Hotel Holiday Inn Ulaanbaatar, yang terletak di jantung ibu kota Mongolia, langkah-langkah tenang para pecatur dari berbagai negara Asia beradu dengan tiupan angin dingin khas Pegunungan Khentii. Di sana, pada Rabu siang, 23 April 2025, Grand Master Utut Adianto, Presiden FIDE Zona 3.3 Asia, yang juga Ketua Umum PB Percasi, membuka satu panggung penting dalam perjalanan catur Asia: Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia—sekaligus gerbang menuju Piala Dunia Catur 2025.

“Hari ini bukan sekadar turnamen. Ini adalah panggung seleksi untuk menemukan duta-duta terbaik kita,” 

Kata-katanya menggema di antara tepukan para tamu dan peserta, disaksikan langsung oleh Gombojav Zandanshatar, Kepala Staf Presiden Mongolia sekaligus Ketua Federasi Catur Mongolia.

Turnamen ini bukan turnamen biasa. Ia adalah ajang perebutan tiket emas menuju Piala Dunia Catur 2025 yang akan digelar di New Delhi, India. Tiga kursi diperebutkan: dua dari kelompok putra dan satu dari kelompok putri. Mereka yang duduk di sana kelak akan berdiri sejajar dengan para pecatur terbaik dunia.

“Federasi Mongolia tumbuh luar biasa. Saya menyaksikan sendiri semangat dan perkembangan mereka,” puji Utut, memberi anggukan hormat kepada tuan rumah yang tampak bersahaja, namun ambisius.

Briefing Ketum PB Percasi GM Utut Adianto dengan para pemain Asian Zone 3.3 sebelum kamis pagi kembali ke tanah air (Foto: PB Percasi)

Briefing Ketum PB Percasi GM Utut Adianto dengan para pemain Asian Zone 3.3 sebelum kamis pagi kembali ke tanah air (Foto: PB Percasi)

Indonesia tak datang dengan tangan kosong. Enam pecatur terbaiknya dikirim sebagai duta bangsa: empat putra dan dua putri. Mereka adalah GM Novendra Priasmoro, MI Yoseph Theolifus Taher, IM Nayaka Budhidharma, dan FM Satria Duta Cahaya. Di kelompok putri, tampil WIM Laysa Latifah dan Shafira Devi Harfesa—nama-nama muda yang diharapkan mampu menorehkan sejarah baru, seperti yang pernah dilakukan GM Utut Adianto, GM Susanto Megaranto, dan GMW Medina Warda Aulia.

Mereka tampil bukan karena undangan, tapi karena prestasi: hasil dari pertarungan ketat di Indonesian GM dan IM Tournament 2025 di Bandung, Februari lalu. “Yang penting, bertandinglah tanpa beban,” pesan Utut kepada Novendra dan kawan-kawan.

Turnamen ini berlangsung hingga 2 Mei mendatang, menyajikan sembilan babak dalam format catur standar. Dua tiket dari kategori Open dan satu dari kategori Putri menjadi incaran seluruh peserta dari zona Asia Tengah dan Asia Tenggara—wilayah yang selama ini jarang disorot, tapi menyimpan bara api kejutan.

Dari Mongolia, jalur menuju New Delhi telah terbuka. Di antara papan-papan catur, langkah demi langkah akan menentukan siapa yang berhak berdiri di panggung dunia.


APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!