Kapten Jojo Bangkit dari Trauma, Lanny/Fadia Mengunci Kemenangan, Indonesia Libas India di Piala Sudirman 2025

Ludus01

0
0
Pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja harus mengakui keunggulan wakil India, Dhruv Kapila/Tanisha Crasto (Foto: PBSI)

Pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja harus mengakui keunggulan wakil India, Dhruv Kapila/Tanisha Crasto (Foto: PBSI)

Tim bulutangkis Indonesia berhasil mengalahkan India dengan skor akhir 4-1 pada pertandingan penyisihan Grup D Piala Sudirman 2025. Meski sempat tertinggal di partai pertama, skuad Merah Putih bangkit lewat kemenangan dari Putri Kusuma Wardani, Jonatan Christie, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva, dan Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin.

Sebelumnya, harapan Indonesia untuk mencuri angka dari partai ganda campuran pupus sudah. Pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja harus mengakui keunggulan wakil India, Dhruv Kapila/Tanisha Crasto, dalam laga dramatis tiga gim yang berakhir dengan skor 21-10, 18-21, 19-21.

Sempat tampil gemilang di gim pertama, Rehan/Gloria seakan menemukan ritme permainan terbaik mereka. Tekanan demi tekanan mereka lancarkan tanpa ampun, memaksa pasangan India tak berkutik. Skor telak 21-10 menjadi cermin dominasi mereka di awal.

Namun, segalanya berubah di gim kedua. Gloria mengakui bahwa mereka mulai terbawa arus permainan lawan. “Mereka main satu-satu, jadi ritmenya pelan. Kami terbawa dan saat sadar, poin sudah jauh,” ungkapnya usai pertandingan. Ketertinggalan yang tak terkejar membuat mereka harus melepas gim kedua.

Masuk ke gim penentuan, laga berlangsung ketat. Rehan/Gloria sempat memimpin 19-16, tinggal dua angka lagi menuju kemenangan. Tapi takdir berkata lain. Ketangguhan pasangan India justru terpancar di momen-momen genting. Bola-bola yang tampaknya sudah mati, masih bisa mereka selamatkan. Sebaliknya, wakil Merah Putih justru kehilangan fokus, terjebak dalam tekanan yang mereka ciptakan sendiri.

“Cukup nyesek ya, sudah unggul tapi malah terkunci di angka 19. Mereka seperti sudah tahu semua yang akan kami lakukan,” lanjut Gloria. Ia menyebut kesalahan eksekusi di poin-poin akhir menjadi penentu hasil akhir.

Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga. Bukan soal teknik semata, tapi tentang ketenangan, konsistensi, dan kematangan menghadapi tekanan. “Kami harus lebih kuat lagi, lebih fokus dan bisa main konsisten dengan pola kami sendiri,” ujar Gloria, menyiratkan tekad untuk bangkit.

Putri Kusuma Wardani menumbangkan bintang India Pusarla V. Sindhu dua gim langsung Piala Sudirman 2025 (Foto: PBSI)

Putri Kusuma Wardani menumbangkan bintang India Pusarla V. Sindhu dua gim langsung Piala Sudirman 2025 (Foto: PBSI)

Putri Kusuma Wardani Samakan Skor Indonesia Lewat Kemenangan Gemilang atas Sindhu

Dalam tensi yang sempat mencekam usai kekalahan tipis dari sektor ganda campuran, secercah harapan hadir dari sektor tunggal putri. Putri Kusuma Wardani menjawab kepercayaan dengan penampilan luar biasa, menumbangkan bintang India Pusarla V. Sindhu dua gim langsung, 21-12, 21-13, sekaligus menyamakan skor Indonesia menjadi 1-1.

Awalnya, Putri sempat diliputi keraguan. Kekalahan di partai pembuka membuatnya sedikit tegang kala menapaki lapangan. Tapi sorak-sorai dari rekan-rekan di bangku cadangan menjadi bahan bakar. “Cukup tegang juga saat masuk lapangan, tapi karena banyak dukungan dari belakang, saya pun bisa mengeluarkan penampilan terbaik dan bermain enjoy,” ucap Putri selepas pertandingan, senyumnya merekah meski tubuh masih berbalut keringat perjuangan.

Lawan yang dihadapi bukan nama sembarangan. Sindhu adalah ikon bulutangkis India, pemilik medali Olimpiade, dan pemain dengan segudang pengalaman. Tapi Putri tampil tanpa gentar. Dengan cermat, ia membatasi ruang gerak dan keunggulan lawannya.

“Saya berusaha bikin dia kesulitan. Kalau berhasil, dia jadi goyang, pukulannya tidak akurat,” jelas Putri. Dan benar saja, strategi itu berjalan efektif. Sindhu tampak kesulitan menemukan celah, seolah tak mampu lepas dari tekanan bertubi-tubi yang disajikan Putri.

Kemenangan ini juga menjadi bentuk pembalasan pribadi. Di pertemuan terakhir, Putri harus mengakui keunggulan Sindhu. Tapi kali ini, ia datang dengan tekad berbeda. Bukan hanya untuk tim, tapi juga untuk dirinya sendiri.

“Saya belajar dari final BAMTC lalu. Waktu itu saya tegang, terlalu banyak mikir, jadi nggak bisa tenang. Sekarang saya fokus untuk bikin diri sendiri enjoy dulu, dan hasilnya kelihatan di lapangan,” ungkap Putri, mencerminkan kedewasaan dalam proses belajarnya sebagai atlet muda.

Di tengah tekanan turnamen beregu, Putri hadir sebagai penyeimbang. Ketika badai sempat datang dari partai pertama, ia menjelma jadi mentari yang menghangatkan semangat tim Indonesia. Indonesia 1 India 1.

Tebus Luka Lama, Jonatan Christie Taklukkan Prannoy dan Bawa Indonesia Unggul atas India (Foto: PBSI)

Tebus Luka Lama, Jonatan Christie Taklukkan Prannoy dan Bawa Indonesia Unggul atas India (Foto: PBSI)

Di bawah sorotan lampu arena dan beban sebagai kapten tim, Jonatan Christie mempersembahkan kemenangan penuh makna. Lewat pertarungan tiga gim yang menguras tenaga dan mental, Jonatan menundukkan Prannoy H.S. dengan skor 19-21, 21-14, 21-12, mengantarkan Indonesia unggul 2-1 atas India dalam lanjutan laga beregu.

Namun kemenangan ini bukan sekadar angka. Ini adalah momen penebusan. Jonatan kembali bertemu dengan India di ajang beregu seperti tujuh tahun lalu di Piala Sudirman 2017 — momen yang tak begitu indah dalam memorinya. Kini, dengan ban kapten di lengan dan kepala yang lebih matang, ia hadir untuk menulis cerita baru.

Padahal, segalanya tak sesuai rencana. Jonatan telah bersiap menghadapi Lakshya Sen, bukan Prannoy. “Dari kemarin sudah diskusi sama pelatih soal strategi lawan Lakshya, ternyata yang turun Prannoy. Jadi harus ubah sedikit pendekatan, terutama siap capek karena dia tipikal pemain ngotot dan berpengalaman,” ujar Jojo kepada tim Media PBSI, usai pertandingan.

Dan memang, gim pertama berjalan ketat. Meski strategi telah disusun, penyesuaian terhadap kondisi lapangan yang berubah sejak sesi latihan terakhir membuat langkah Jonatan goyah. Beberapa pukulan tidak berjalan mulus, dan kepercayaan diri pun sempat hilang. Gim pertama pun jatuh ke tangan Prannoy, 19-21.

Tapi di jeda antar gim, Jonatan menemukan kembali pijakannya. “Setelah itu, saya mulai lebih yakin dan firm. Mulai percaya diri lagi sama pukulan sendiri,” ucapnya. Gim kedua pun ia kuasai dengan ritme permainan yang lebih agresif dan akurat.

Masuk gim ketiga, stamina jadi pembeda. Prannoy yang sejak awal tampil meledak-ledak mulai terlihat kelelahan. Jonatan, justru sebaliknya, meningkatkan tempo permainan dan mendominasi. Ia terus memaksa Prannoy bergerak, memanfaatkan setiap celah yang muncul. Skor 21-12 menutup laga yang emosional ini.

“Puji Tuhan bisa menang di partai penting ini, sebagai kapten juga, saya ingin kasih yang terbaik. Dulu rasanya nggak enak sekali kalah di pertandingan penting. Hari ini saya buktikan bahwa saya belajar dari itu,” 

Lanny Tria Mayasari dan Siti Fadia Silva Ramadhanti mengunci kemenangan tim Indonesia atas India di Piala Sudirman 2025 (Foto: PBSI)

Lanny Tria Mayasari dan Siti Fadia Silva Ramadhanti mengunci kemenangan tim Indonesia atas India di Piala Sudirman 2025 (Foto: PBSI)

Ketika panggung beregu menuntut ketenangan dan kekompakan, Lanny Tria Mayasari dan Siti Fadia Silva Ramadhanti menjawabnya dengan penampilan solid. Pasangan muda Indonesia itu tampil tanpa cela saat menundukkan ganda India, Priya Konjengbam/Shruti Mishra, dengan skor telak 21-10, 21-9 dalam waktu hanya 33 menit, memastikan kemenangan Indonesia 3-1 atas India di babak penyisihan grup Piala Sudirman 2025.

Bukan hanya skor yang mencolok, tapi juga chemistry yang mengalir lancar di antara keduanya. Di tengah tekanan untuk mengunci poin keempat, Lanny/Fadia tampil lepas dan dominan sejak awal. Kendati lawan yang dihadapi bukan kombinasi yang mereka prediksi sebelumnya, hal itu tak mengurangi kesiapan mereka.

“Alhamdulillah kami bisa bermain baik dan menyumbangkan poin untuk Indonesia,” ucap Fadia usai laga. “Memang line up India tidak sesuai yang kami perkirakan, tapi kami sudah tahu akan bermain dengan pola yang seperti apa. Siapa pun lawannya, kami siap.”

Bagi Fadia dan Lanny, kekompakan bukan sekadar bicara di lapangan. Ada kedekatan yang dibangun lewat komunikasi terbuka, pengertian, dan saling dukung. “Namanya perempuan, semua harus dikomunikasikan biar nggak ada miskom. Kami juga selalu saling bantu. Misalnya sudah tahu siapa yang akan bermain, pasti kami bantu persiapan. Dalam maupun luar lapangan,” lanjut Fadia dengan senyum tenang.

Sementara Lanny, yang tampil lugas dan percaya diri di depan net, mengakui laga ini menjadi penebusan setelah hasil yang belum maksimal di Badminton Asia Championships (BAC) sebelumnya.

“Senang bisa dipercaya turun hari ini dan memastikan kemenangan untuk Indonesia. Kami evaluasi penampilan kurang baik di BAC lalu, perbaikan per individu,” ujar Lanny.

Kemenangan atas India menjadi kemenangan perdana bagi pasangan ini di Piala Sudirman, dan sekaligus mempertegas kesiapan mereka menghadapi tim-tim kuat lainnya. Namun tantangan berikutnya sudah menanti. Denmark, lawan tangguh yang dikenal lihai dalam memainkan strategi kombinasi pemain, akan menjadi ujian selanjutnya.

“Melawan Denmark pasti ganda putri yang turun tidak bisa ditebak. Hari ini mereka menyatukan pemain ganda dan pemain tunggal. Kami harus antisipasi pola permainan yang tidak biasa, juga pertahanan mereka yang terkenal cukup rapat,” ujar Fadia, memberi gambaran akan kesiagaan mereka.

Dengan satu hari jeda untuk berlatih dan merapikan strategi, pasangan ini siap jika kembali dipanggil turun ke lapangan. “Kami akan melakukan persiapan lebih matang lagi. Harus siap bila kembali diturunkan,” tutup Lanny dengan mantap.

Muhammad Shohibul Fikri dan Daniel Marthin tutup kemenangan Indonesia, akui lawan tak gampang dikalahkan (Foto: PBSI)

Muhammad Shohibul Fikri dan Daniel Marthin tutup kemenangan Indonesia, akui lawan tak gampang dikalahkan (Foto: PBSI)

Di laga penutup yang tak lagi menentukan, pasangan ganda putra Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri dan Daniel Marthin tetap tampil penuh tanggung jawab. Mereka memastikan kemenangan telak Indonesia atas India dengan skor akhir 4-1 setelah menundukkan pasangan muda India, Hariharan Amsakarunan/Ruban K. Rethinasabapathi, dalam dua gim langsung 22-20, 21-18.

Bukan sekadar pertandingan formalitas, partai kelima ini tetap menyisakan ketegangan tersendiri. Lawan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya ternyata memberikan perlawanan alot, bahkan sempat menyamakan kedudukan di gim pertama meski tertinggal jauh di awal.

“Ini pertama kalinya kami bertemu mereka dan mereka cukup alot, cukup kuat, dan tidak mudah mati. Mereka juga tampil percaya diri. Beruntung kami bisa mengatasinya,” ujar Fikri dengan nada lega usai pertandingan.

Secara teknis, pasangan India memang belum punya rekam jejak panjang di panggung dunia. Namun performa mereka hari ini menunjukkan masa depan yang menjanjikan. Fikri/Daniel pun mengakui sempat dibuat kerepotan, terutama karena adaptasi terhadap suasana lapangan yang masih terus mereka cari.

“Kami masih beradaptasi dengan kondisi lapangan. Ini juga event beregu, jadi tekanannya beda. Kami harus lebih pintar mengatasi hal ini,” tambah Fikri.

Di sisi lain, Daniel menyoroti momen kehilangan kendali setelah unggul. “Awal-awal kami sudah unggul cukup jauh tapi mereka bisa mendekat dan menyamakan kedudukan. Ini yang harus dievaluasi agar tidak terjadi lagi ke depannya,” katanya, menunjukkan kedewasaan dalam menyikapi hasil.

Meski belum memiliki catatan head-to-head sebelumnya melawan pasangan India ini, kemenangan Fikri/Daniel menjadi catatan positif menjelang laga penting selanjutnya menghadapi Denmark. Terlebih, tekanan akan lebih besar, dan setiap poin akan sangat menentukan.

“Laga melawan Denmark tidak kalah penting. Siapapun yang diturunkan, termasuk kami, harus bisa memberikan yang terbaik,” tegas Daniel.

Kemenangan atas India menjadi fondasi penting — bukan hanya soal angka di papan skor, tapi juga soal kepercayaan diri, kekompakan tim, dan kesiapan mental menghadapi ujian sejati di fase berikutnya.

Akan terjadi duel klasik Kamis (1/5) nanti: Indonesia vs Denmark. Sama-sama mengantongi dua kemenangan, keduanya akan bertarung habis-habisan demi status juara grup, usai Denmark menggulung Inggris 5-0 tanpa ampun.

Rekap Hasil Pertandingan Indonesia 4-1 India:

  1. Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja vs Dhruv Kapila/Tanisha Crasto 21-10, 18-21, 19-21
  2. Putri Kusuma Wardani vs Pusarla V Sindhu 21-12, 21-13
  3. Jonatan Christie vs Prannoy HS 19-21, 21-14, 21-12
  4. Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti vs Priya Konjengbam/Shruti Mishra 21-10, 21-9
  5. Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin vs Hariharan Amsakarunan/Ruban Kumar Rethinasabapathi 22-20, 21-18


APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!