Biel Chess Festival 2025: Aditya Bagus Arfan Menang Lagi, Taklukkan Kamabathula, Siap Hadapi GM Yilmaz
Ludus01

LUDUS - Di kota Biel yang tenang, di kaki Pegunungan Jura bagian timur, tempat jam-jam terbaik dunia lahir, denting waktu bersahutan dengan denting langkah-langkah bidak catur. Di dalam gedung Palais des Congres yang elegan namun bersahaja, seorang anak muda Indonesia kembali mencuri perhatian.
Namanya Aditya Bagus Arfan. Usianya baru 19 tahun, gelarnya International Master, peringkat FIDE 2385. Matanya tajam, dan ia terbiasa duduk diam berjam-jam di hadapan papan 64 petak, membaca arah angin dari langkah lawan, lalu diam-diam menyusun perangkap.

Pecatur India Sushanth Kamabathula (rating 2188). Foto/Kristianus Liem
Hari Selasa, 15 Juli 2025, Adit, begitu ia biasa disapa, melanjutkan jejak kemenangannya di babak kedua Turnamen Master Open (MTO) dalam rangkaian Biel Chess Festival, Swiss. Ia mengalahkan pecatur India, Sushanth Kamabathula (rating 2188), dalam 51 langkah dengan pembukaan Inggris, sebuah kemenangan yang tidak datang dengan mudah.
Tidak seperti babak pertama yang relatif mulus, kali ini Adit menghadapi perlawanan keras. Posisi sempat berimbang lama. Jalannya laga berliku dan nyaris terseret ke arah remis. Tapi pada satu momen krusial, Adit melihat apa yang tidak dilihat kebanyakan orang: sebuah taktik pengorbanan dua bidak yang seolah sembrono, tapi justru membuka ruang bagi dua bidak lain melaju bebas ke garis akhir. Dua bidak itu, dalam kalkulasi Adit, akan naik tahta menjadi Menteri. Dan itulah yang terjadi. Kemenangan pun digenggam dari reruntuhan kemungkinan.

Sushanth Kamabathula vs Aditya Bagus Arfan pada babak kedua Biel Chess Festival 2025. Foto/Kristianus Liem
Kemenangan itu membawanya ke skor sempurna 2 dari 2, tapi tantangan sesungguhnya baru akan datang di babak ketiga. Rabu, 16 Juli 2025, Adit dijadwalkan berhadapan dengan Grandmaster asal Turki, Mustafa Yilmaz (2586), unggulan keempat turnamen. Ini akan menjadi ujian pertamanya melawan pemain kelas dunia dalam event ini, laga yang bisa menjadi titik balik, apakah Aditya akan naik ke papan atas atau tetap merayap dalam bayang-bayang.
Aditya bukan unggulan utama. Dalam kategori MTO, ia menempati peringkat ke-15 dari total 112 peserta dari 27 negara. Tapi daftar itu menyimpan cerita lebih dalam: MTO adalah kategori kedua terberat di Biel Chess Festival, hanya kalah level dari Grandmaster Triathlon, turnamen tertutup yang hanya mengundang para GM top dunia. Di antara 112 peserta MTO, terdapat sembilan Grandmaster, tujuh International Master, dua WGM, sembilan belas FM, enam CM, dan tiga WFM/WCM. Totalnya, 46 pemain bergelar internasional.
Pertandingan digelar dengan sistem Swiss 10 babak, berlangsung satu babak setiap hari mulai pukul 14.00 waktu setempat (atau 19.00 WIB). Setiap partai menggunakan waktu pikir 100 menit untuk 40 langkah pertama, ditambah 30 menit hingga selesai, dengan tambahan 30 detik setiap langkah, sebuah format yang menuntut stamina dan kejernihan pikir panjang.
Ia belum Grandmaster. Tapi dari cara ia menyusun langkah, membaca ruang, dan mengorbankan dua bidak demi dua Menteri, Adit seperti sedang memberi isyarat bahwa ia tidak sekadar datang untuk bermain. Ia datang untuk bertahan, dan barangkali, untuk menang.
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!