
LUDUS – Final Indonesian Basketball League (IBL) 2025 akan menjadi penutup sempurna musim ini. Dua tim terbaik, Pelita Jaya Bakrie Jakarta dan Dewa United Banten, dipastikan saling bentrok demi gelar juara.
Laga ini bukan sekadar penentu siapa yang terbaik, tetapi juga jadi simbol benturan dua era dalam bola basket Indonesia. Pelita Jaya datang sebagai kekuatan mapan dengan sejarah panjang dan tradisi juara.
Sebaliknya, Dewa United hadir sebagai kekuatan baru yang tampil mengejutkan dalam beberapa musim terakhir. Kedua tim akan memperebutkan trofi juara lewat format best-of-three atau tiga pertandingan terbaik.

Bintang Pelita Jaya, KJ McDaniels, berusaha melewati pemain Dewa United saat keduanya bertemu di seri regular musim ini. Foto/IBLIndonesia
Final akan dimulai pada Kamis, 17 Juli 2025 di kandang Dewa United sebagai unggulan kedua. Selanjutnya, laga kedua digelar di kandang Pelita Jaya pada 19 Juli.
Jika pertandingan berakhir imbang 1-1, gim ketiga sekaligus penentuan akan dilangsungkan pada 20 Juli, juga di markas Pelita Jaya, yang berstatus unggulan pertama.
Baca juga: Hadapi Playoffs IBL 2025, Satria Muda Datangkan Pelatih Spanyol
Sebagai pemuncak klasemen musim reguler dengan rekor luar biasa — hanya tiga kekalahan dari 26 pertandingan — Pelita Jaya kembali menunjukkan dominasinya di liga. Tim asuhan Justin Tatum ini sedang mengincar gelar juara kedua secara beruntun, setelah menjadi kampiun musim 2024.
“Sekarang mereka tahu yang yang dipertaruhkan. Semua yang telah kami lalui dalam latihan selama 6-7 bulan, melalui pertandingan playoff hingga tiga gim. Kami berharap bisa membawa energi itu lagi,” ujar Tatum dalam konferensi pers di CGV FX Sudirman, Senin (14/7/2025).
Pelita Jaya memang punya pengalaman di level tertinggi. Dalam satu dekade terakhir, mereka sudah tampil delapan kali di partai final dan sukses membawa pulang gelar juara pada 2017 dan 2024. Mereka juga menjuarai turnamen pramusim All Indonesian 2024, menegaskan dominasi mereka di panggung nasional.
Muda, Lapar, dan Berani Bermimpi

Dua finalis saat jumpa pers sebelum final dilangsungkan. Foto/IBLIndonesia
Di sisi lain, Dewa United tampil sebagai penantang serius yang tak bisa dianggap remeh. Meski baru berdiri lima tahun lalu, tim asal Banten itu sudah menunjukkan konsistensi luar biasa.
Mereka selalu lolos ke babak playoff sejak debut dan kini menembus final untuk pertama kalinya. Dalam perjalanan ke partai puncak, Dewa United menjadi unggulan kedua dengan catatan 21 kemenangan dari 26 laga.
Di semifinal, mereka tampil impresif hingga mampu menyingkirkan lawan-lawan tangguh, termasuk dalam pertandingan dramatis yang dipimpin oleh performa luar biasa Joshua Ibarra. “Kami senang bisa sampai di sini tapi kami belum puas,” pelatih kepala Dewa United, Pablo Favarel.
“Kami tahu pekerjaan belum selesai. Perjalanan kami masih panjang dan saat ini kami hanya fokus pada Pelita Jaya. Pertandingan final nanti akan berat. Kami akan memberikan yang terbaik untuk bisa mengimbangi mereka,” lanjut Favarel.
Rekor Bagus Pelita Jaya atas Dewa
Pertemuan Pelita Jaya dan Dewa United juga terjadi pada pembukaan IBL musim ini. Dua kali pertemuan musim ini, semunya di menangkan Pelita Jaya.
Pada pembukaan IBL, Pelita Jaya menang 96-85. Sedangkan pada penutup seri regular di kendang Dewa United, The Commandos juga menang 89-85.
Bahkan secara head to head sejak 2022, Pelita Jaya begitu digdaya atas Dewa United. Andakara Prastawa dkk, punya rekor 7-1 atas Dewa United.
Meski begitu, final tentu akan berbeda. Dewa United punya pemain yang pernah merasakan juara seperti Arkhi Wisnu dan Hardianus di Satria Muda, serta kaleb Ketika bermain di Aspac Jakarta.
Begitu juga Pelita Jaya. Mental juara bertahan tentu akan memperkuat mereka agar bisa menjaga mahkota IBL untuk tetap berada di Jakarta.
Pertarungan Filosofi dan Visi Jangka Panjang
Final IBL 2025 bukan sekadar ajang unjuk gigi kekuatan teknis dua tim. Menurut Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, laga ini merefleksikan bagaimana bola basket Indonesia berkembang secara menyeluruh — dari tim dengan pengalaman dan tradisi kuat, hingga klub baru yang dibangun dengan fondasi profesional.
“Kita sedang menyaksikan momen besar dalam sejarah liga. Ketika klub dengan mental juara bertemu klub baru yang dibangun dengan kesabaran dan visi jangka panjang, di situlah sejarah yang sesungguhnya sedang ditulis,” ujar Junas.
“Kita sedang menyaksikan momen besar dalam sejarah liga. Ketika klub dengan mental juara bertemu klub baru yang dibangun dengan kesabaran dan visi jangka panjang, di situlah sejarah yang sesungguhnya sedang ditulis,” Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah.
Apa pun hasilnya nanti, final kali ini menjadi momen penting bagi basket Indonesia. Pertarungan dua tim dari generasi berbeda ini bukan hanya soal siapa yang lebih kuat, tetapi juga mencerminkan perjalanan dan masa depan ekosistem basket Tanah Air. (*)
APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
MULAI BAGIKAN
Response (0)
John Doe
Login untuk berkomentar
Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.
No comments yet. Be the first to comment!