RALB 2025: NOC Indonesia Tambah Enam Anggota Baru, Ini Daftarnya

Ludus01

LUDUS - Dalam Rapat Anggota Luar Biasa 2025, Komite Olimpiade Indonesia mengesahkan enam cabang olahraga baru sebagai anggota resmi. Dari tinju hingga balap unta, langkah ini menjadi strategi menuju panggung olahraga internasional tahun depan.

Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

Di tengah ruang sidang yang sarat simbol, dari bendera Merah Putih hingga lencana federasi, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) mengetuk palu tanda pengesahan. Enam cabang olahraga baru resmi bergabung sebagai anggota tetap. Langkah ini bukan sekadar administratif. Ia adalah bagian dari strategi jangka pendek dan panjang: memastikan legalitas atlet Indonesia dalam multievent 2025, sekaligus membuka jalan menuju Olimpiade Los Angeles 2028.

Keenam cabang olahraga yang disahkan dalam Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) NOC Indonesia itu adalah: Pengurus Besar Tinju Indonesia (PERBATI), Indonesia Pingpong League (IPL), Perkumpulan Pemain Piring Terbang Indonesia (PPPTI), Persatuan Olahraga Tarik Tambang Indonesia (POTTI), Perkumpulan Olahraga Unta Indonesia (POUI), dan Federasi Lacrosse Indonesia (FLI).

“Setiap keputusan yang diambil bukan semata-mata keputusan pribadi, tapi ini perintah IOC dan kita tidak bisa lepas dari tata kelola olahraga dunia. Setiap langkah, setiap cara yang kami lakukan, tak lain untuk Merah Putih,” ujar Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.
Foto/NOC Indonesia

Foto/NOC Indonesia

Dalam penjelasannya, Okto menekankan bahwa pengesahan enam cabang ini dilandasi kebutuhan mendesak. Terutama untuk cabang tinju dan tenis meja yang akan bertanding di SEA Games 2025. Tanpa status resmi di bawah federasi yang diakui NOC, keikutsertaan atlet bisa terhambat. “Legalitas federasi menjadi hal yang mutlak untuk memastikan kesiapan atlet dan keabsahan partisipasi mereka saat mewakili Indonesia di multievent yang akan diikuti,” ucapnya.

Namun, tidak semua cabor langsung bertanding untuk perebutan medali. Beberapa hadir sebagai perkenalan. Piring Terbang (Ultimate Frisbee) dan Tarik Tambang akan tampil sebagai cabang demonstrasi di SEA Games 2025. Sementara Balap Unta, yang bagi sebagian masyarakat Indonesia mungkin terdengar asing, telah masuk daftar Asian Youth Games (AYG) dan Islamic Solidarity Games (ISG) 2025.

Satu cabang olahraga yang diam-diam mencuri perhatian adalah Lacrosse. “Saat ini sudah masuk dalam daftar cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade Los Angeles 2028,” ujar Okto. “Persiapan matang dibutuhkan untuk Lacrosse supaya bisa mengirimkan wakil Indonesia di multievent olahraga terbesar di dunia tersebut.”

Okto juga memastikan bahwa semua federasi tersebut telah mengantongi afiliasi resmi dengan federasi internasional yang sah dan diakui oleh IOC. “PERBATI sudah diakui oleh World Boxing, IPL telah menjadi anggota International Table Tennis Federation (ITTF), sementara PPPTI, POTTI, dan POUI juga telah memiliki afiliasi IF yang sah,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa seluruh cabang olahraga wajib menjaga otonomi dan independensi, sesuai prinsip Piagam Olimpiade. “Kembali saya tegaskan, cabang olahraga harus bersifat independen dan otonom. Cabor tidak boleh diintervensi oleh siapapun, termasuk NOC Indonesia karena setiap cabor punya statuta sendiri,” tegasnya.

Dalam pengelolaan organisasi, NOC Indonesia juga mendorong prinsip good governance dan compliance. Federasi diharapkan menjunjung tinggi profesionalisme, karena organisasi yang tertata baik adalah satu dari enam kunci keberhasilan olahraga nasional.

“Kami tegaskan bahwa NOC Indonesia tidak akan ikut campur dalam urusan internal federasi nasional, termasuk jika terjadi perselisihan. Prinsip otonomi federasi adalah fondasi utama dalam struktur keolahragaan internasional yang tertulis dalam Piagam Olimpiade,” tutup Okto.

Pengesahan enam cabang olahraga baru dalam RALB 2025 bukan sekadar menambah daftar panjang anggota NOC Indonesia. Ia adalah langkah terukur dan berani untuk menyambut gelombang olahraga dunia yang semakin inklusif, modern, dan cepat berubah. Dari ring tinju yang klasik hingga lapangan Lacrosse yang futuristik, dari papan pingpong sampai pacuan unta, Merah Putih kini punya lebih banyak wajah untuk bersaing, dan lebih banyak medan untuk menang. (*)

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!