Kejuaraan Anggar Asia 2025: Ketika Gairah Kembali Menemukan Panggungnya

Ludus01

LUDUS - Sudah dua dekade lebih tak ada denting pedang yang bergema dari tanah sendiri. Dunia anggar Indonesia seperti tenggelam dalam jeda panjang yang sunyi—sepi turnamen besar, redup dari sorot Asia, nyaris hilang dari percakapan olahraga nasional. Tapi pertengahan Juni ini, gairah lama itu kembali menemukan panggungnya. Di sebuah ballroom megah Hotel Westin, Bali, Kejuaraan Anggar Asia 2025 akan menjadi medan di mana 25 atlet Indonesia menyilang pedang, harapan, dan pengalaman.

Pelatih tim nasional Muhammad Indra Haryana bersama Arval Raziel Sundara, yang akan turun di nomor Epee/Degen putra. Foto/Dokpri.

Pelatih tim nasional Muhammad Indra Haryana bersama Arval Raziel Sundara, yang akan turun di nomor Epee/Degen putra. Foto/Dokpri.

Bagi pelatih nasional di nomor Epee, Muhammad Indra Haryana, ajang ini bukan sekadar turnamen. Ini adalah titik balik. “Sudah 20 tahun kita tidak menggelar event internasional sebesar ini,” ujar pria yang akrab disapa Coach Indra itu, Senin (2 Juni 2025), di Jakarta.

“Dunia anggar Indonesia menggeliat dengan hadirnya Kejuaraan Anggar Asia 2025. Terima kasih Pak Amir Yanto, Ketua Umum PB Ikasi, yang sudah berhasil membawa pulang event bergengsi ini.”

Tak berlebihan. Turnamen yang digelar 17–23 Juni 2025 ini bukan hanya menghadirkan nama-nama besar anggar Asia, termasuk peraih medali emas Olimpiade, melainkan juga menjadi ladang pengumpulan poin penting menuju Olimpiade Paris 2028. Lebih dari itu, ajang ini menjadi penanda kebangkitan. Sebuah panggung untuk menunjukkan bahwa anggar Indonesia belum mati. Ia hanya tertidur.

Dulu, Indonesia punya sejarah yang tidak bisa disepelekan. Di SEA Games Jakarta 1997, tim anggar Indonesia tampil sebagai juara umum, membawa pulang 11 dari 12 medali emas yang diperebutkan. Di level Asia, nama Silvia Kuswandi sempat harum setelah menyabet medali perak di Asian Games 1990. Bahkan, kiprah ke Olimpiade sempat konsisten. Diah Permatasari menjadi wakil terakhir Indonesia di panggung tertinggi dunia itu, saat berlaga di Olimpiade London 2012.

Foto/Istimewa

Foto/Istimewa

Namun selepas itu, geliat anggar perlahan surut. Infrastruktur dan eksposur terbatas. Regenerasi jalan di tempat. Turnamen besar di dalam negeri nyaris tak terdengar. Itulah mengapa Kejuaraan Anggar Asia 2025 di Bali tak hanya sekadar kompetisi, tetapi momentum. “Saya menyebut ini sebagai jalan untuk mengembalikan kejayaan anggar Indonesia,” ujar Coach Indra.

Ia sadar, jalan itu tak mudah. Dari 52 atlet yang sempat mengikuti pelatnas mandiri sejak 1 Februari 2025 di Ceger, Jakarta Timur, PB Ikasi telah menyeleksi dan menyaring 25 nama. Mereka yang terpilih adalah campuran 50 persen atlet senior dan 50 persen junior. Komposisi yang memperlihatkan arah regenerasi yang mulai digarap.

Namun ekspektasi tetap dijaga rendah. Coach Indra menegaskan bahwa tim tidak dibebani target muluk. “Kita sadar lawan yang dihadapi cukup berat. Jadi tidak ada target medali. Bahkan Pak Amir Yanto pun tidak meminta itu. Yang penting tampil maksimal, dan petik pengalaman bertanding. Apalagi mereka akan bertemu atlet-atlet Asia yang sudah meraih medali emas Olimpiade,” katanya

Bagi para atlet muda, inilah pelajaran yang sesungguhnya. “Tak ada yang instan. Semua butuh proses,” ujar Coach Indra lagi. Proses itulah yang kini sedang dibangun dengan cermat: pelatnas teknik yang terus diasah, latihan bersama yang dirancang, serta sesi sparring yang sudah dijadwalkan bersama tim anggar Rusia di Bali menjelang hari-H.

Kepercayaan itu juga didasarkan pada bibit-bibit yang mulai menunjukkan tanda tumbuh. Atlet-atlet junior Indonesia telah menorehkan prestasi di Kejuaraan Anggar SEAFF, ajang antarnegara Asia Tenggara. Coach Indra percaya, meski belum tentu mencetak prestasi besar di Bali, mereka bisa bersuara lebih lantang di SEA Games Thailand 2025 mendatang.

Bali, dengan lanskap tropis dan pantai yang memeluk angin, menjadi saksi bagaimana sebuah cabang olahraga mencoba bangkit dari tidur panjangnya. Di sana, 25 atlet Indonesia akan bertarung bukan hanya melawan lawan-lawan kuat dari Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, dan Iran—tetapi juga melawan keraguan, ketertinggalan, dan sunyinya eksistensi yang telah lama mereka alami.

“Paling tidak,” kata Coach Indra, “dari panggung ini, mereka mulai belajar. Mereka mulai menajamkan insting. Dan mungkin, kelak, dari pedang-pedang muda ini, lahir kembali sejarah baru anggar Indonesia.”

Sejarah yang sempat terhenti dua dekade. Kini, perlahan, kembali diasah. (*)

Lima dari 25 atlet anggar yang dipersiapkan tampil di Kejuaraan Anggar Asian 2025. Foto/Istimewa

Lima dari 25 atlet anggar yang dipersiapkan tampil di Kejuaraan Anggar Asian 2025. Foto/Istimewa

Timnas Anggar Indonesia:

Manajer: Purwo Handoko

Pelatih Kepala: Lucky Ramdhani dan Cucu Sundara

Pelatih: Ruli Mauliadhani, Olfi Rumuat, Elfizar, Sunandar, Agus Pieter Manuhutu, Muhammad Indra Haryana dan Derry Rimasa

Atlet Foil/Floret Putra:

  1. Aldo Pratama Arjoni
  2. Satriana Dennis Aradinata
  3. Zaydan Karim
  4. Filla Shidqi

Atlet Foil/Floret Putri:

  1. Leoda Lundy Wiyona
  2. Shafira Nadia Reynara
  3. Putriyanti
  4. Amalia Siti Putri
  5. Rilley Kumalaputra

Atlet Epee/Degen Putra:

  1. Arval Raziel Sundara
  2. Andi Akbar Wirasatuhu Luqman
  3. Muh Rifyal Ramadhan
  4. Adhitya Meinggar Prayogo

Atlet Epee/Degen Putri:

  1. Jesyca
  2. Nazwa Salwa Nissa
  3. De Fretes Weldy
  4. Fadilah Aprilia Budi Firdaus

Atlet Sabre/Sable Putra:

  1. Ricky Dhisullimah
  2. Dita Apriadi
  3. M Irfandi Nurkamil
  4. M Adrenal Zamhar

Atlet Sabre/Sable Putri:

  1. Sabre/Sabel Putri:
  2. Nia Ayu Agustina
  3. Indah Nur Safarin
  4. Alma Fauziah Ismail
  5. Reni Anggraini

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

John Doe

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!